Perempuan yang menggunakan baju putih serta
berkerudung kuning tersebut bernama Rinda Medianti atau yang akrab disapa
dengan Kak Rinda. Kak Rinda merupakan salah satu pengunjung Kebun Raya Bogor
pekan lalu. Ketika dihampiri, Kak Rinda sedang asyik berpiknik bersama keluarganya.
Dalam acara piknik tersebut, Kak Rinda rela membawa speaker portable untuk handphone
dan tenda mainan untuk ponakan serta anak – anaknya. Sambil mendengarkan
lagu anak – anak melalui speaker portable,
dengan ramah Kak Rinda menyuruh saya untuk duduk dan memulai perbincangan kami.
Kak Rinda saat ini berusia 30 tahun dan merupakan
Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Pariwisata. Kak Rinda dan keluarga
tinggal di daerah Depok, dan untuk mencapai Kebun Raya Bogor, Kak Rinda rela
membawa mobil pribadi karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Jika ada
waktu luang, Kak Rinda selalu mempergunakan waktu tersebut untuk dihabiskan
bersama suami dan anak – anaknya. Ia merasa bahwa karena sibuknya ia bekerja dari
hari Senin hingga Jumat, waktu luang merupakan kegiatan yang harus dihabiskan
bersama keluarganya.
“Udah pasti sama keluarga. Karena kan Senin
sampai Jumat kerja, Sabtu sama Minggu atau waktu luang tuh full sama keluarga.”
Dalam menghabiskan waktu luangnya, Kak
Rinda selalu mengajak anak – anak dan suaminya untuk berwisata alam atau
memilih tempat wisata yang terbuka (outdoor),
seperti Taman Mini, Taman Safari, dan Kota Bunga. Hari itu, Kak Rinda mengajak
keluarganya pergi ke Kebun Raya Bogor karena ingin melihat perkembangan objek
wisata tersebut saat ini. Sepenglihatan Kak Rinda, Kebun Raya Bogor masih minim
akan tempat sampah, sehingga ia membawa sendiri persediaan plastik untuk
membuang sampahnya tersebut. Tetapi sangat disayangkan, masih banyak pengunjung
yang tidak peduli akan lingkungan.
“Iya tempat sampahnya masih kurang tuh, aku
aja bawa plastik sendiri. Tapi masih banyak juga yang buang sampah
sembarangan.”
Sedangkan untuk Kota Bogor sendiri, bagi
Kak Rinda akses ke Kota Bogor sudah jauh lebih mudah karena adanya sarana jalan
tol. Walaupun begitu, banyak sekali angkutan kota yang menyulitkan perjalanan
wisata Kak Rinda karena banyaknya angkutan kota yang berhenti di pinggir jalan
dan menyebabkan kemacetan, “Bogor itu kota seribu angkot, banyak angkot yang
ngetem sembarangan di jalan”. Namun dibalik itu semua, keragaman objek wisata
Kota Bogor tidak dapat dipungkiri lagi.
“Sekarang macem – macem ya tempat hiburan
di Bogor, ada The Jungle sama cafe – cafe gitu.” Ungkap Kak Rinda menambahkan
di akhir perbincangan kami.